Text

Kupilih Jalan Gerilya Roman Hidup Panglima Besar Jenderal Soedirman

---

Yang sakit itu Soedirman, Panglima Besar tidak pernah sakit,” ujar Panglima Soedirman ketika Bung Karno menolak ikut gerilya. Tubuh ringkih itu memilih jalan gerilya, membakar semangat prajurit, membuktikan pada dunia—negara Indonesia tetap ada sekalipun para pemimpin politik telah ditawan Belanda. Air mata Alfiah menderas setiap membayangkan suaminya yang sakit-sakitan mendaki bukit, menembus belantara, mengadang tanah tandus berbatu, menghindari serbuan Belanda tanpa henti. Tapi di balik wajah pucat itu sinar matanya tak pernah berubah—tajam berkarisma, membuat Simon Spoor frustrasi. Operasi pengejaran Soedirman selalu gagal. Saat Soedirman kembali ke Yogyakarta, rakyat menyemut di pinggir jalan menyambut. Air mata jadi saksi bagaimana lelaki kurus pengidap TBC akut itu telah gemilang mempertahankan martabat negeri. Ia berhasil mengusir berbagai aral rintang, tapi tak berhasil mengusir penyakit TBC yang bersarang di tubuhnya. Setelah rongrongan Belanda berakhir, ia pun menghadap llahi, mengembuskan napas terakhir dengan tenang setelah memeriksa rapor putra-putrinya. Langit Magelang menjadi saksi.

---

Ketersediaan

B03327	B-Politik KU RO		Tersedia
B05786	B-Biografi KU RO		Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

B-Biografi KU RO

Penerbit

Indonesia : Penerbit Imania., 2015

Deskripsi Fisik

270 pages

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

9786027926219

Klasifikasi

B-Biografi

Tipe Isi

text

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

Cetakan 1

Subjek

Buku Biografi

Info Detail Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab

Enang Rokajat Asura

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar

---

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar