Text
Transformasi Sosial Masyarakat Marginal: Mengukuhkan Eksistensi Pedagang Kaki Lima dalam Pusaran Modernitas
Pedagang Kaki Lima (PKL) kelahiran dan eksistensinya telah mengundang diskursus dan polemik yang berkepanjangan. Dalam aras ketertiban sosial acapkali para PKL telah menggangu kenyamanan dan harmonisasi sosial. Streotype PKL itu kumuh, semrawut dan berpotensi terajdinya tindak kriminal telah mengilhami pelaksana negara melakukan eksekusi dan penggusuran terhadap PKL. Dalam situasi seperti ini, PKL sangat lemah dan tidak berdaya, dan yang bisa dilakukan oleh para PKL adalah pasrah, menjerit, menangis dan kadang sejengkal perlawanan, drama dan tragika. Demikianlah yang seringkali kita saksikan manakala petugas Satuan Pamong Praja menertibkan "Bunga Trotoar" alias PKL.
Pada aras laih kehadiran PKL telah mampu merajut dan membangun siklus ekonomi tersendiri. Artinya, pilihan untuk menjadi PKL bukan sekedar akibat ketidakberdayaan dan korban dari greget pembangunanisme perkotaan. Tetapi pilihan untuk menjadi PKL memang dikarenakan oleh spirit otonomisasi dan jiwa kewiraswastaan untuk tetap survival di tengah gelombang perubahan.
B03683 | B-Pendidikan & Kemanusiaan TR DR | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain