Text
Bergerak Sampai Akhri: Mengenang Muhammad Yamin 1965-2019
Seratus hari telah berlalu, sejak sahabat Muhammad Yamin wafat. Seratus hari sudah jasadnya terkubur di bumi Yogyakarta, kota yang telah membentuk dirinya menjadi seorang aktivis. Seratus hari sudah kawan-kawannya merindu sapanya di dunia nyata maupun di dunia maya, rindu argumentasinya yang tajam dalam diskusi dan perdebatan, serta kangen kelakarnya yang membuat banyak orang tergelak.
Buku ini memang diniatkan sebagai "penawar rindu" terhadap sosok Bung Yamin, sekalian cermin bagi para aktvis gerakan mahasiswa 1980an dan gerakan sosial 1990an. Gagasan awal menerbitkan buku ini datang dari istri almarhum, Yuni Satia Rahayu (Neni), sekitar seminggu setelah hari wafatnya. Kebetulan, beberapa kawan Bung Yamin juga punya gagasan yang serupa.
Lantas dibentuklah tim kecil untuk mewujudkan gagasan tersebut. Para sahabat dan kolega segera dihubungi untuk menulis. Umumnya merespon cepat. tapi, sejumlah kawan-kawan keterbatasan waktu dan lain hal--tidak bisa menuliskan kenangan mereka mereka dengan Bung Yamin.
Begitulah proses penerbitan buku ini berlangsung singkat dari mulai persiapan hingga naik cetak, hanya ada waktu sekitar dua bulan. Buku kecil ini tentu saja belum cukup memuaskan. Tapi, sedikit banyak telah menggambarkan sisi-sisi kehidupan Bung Yamin: aktivitas dan perannya dalam gerakan mahasiswa 1980an, kontribusinya dalam gerakan sosial sepanjang 1990an; serta sepak terjang nya sebagai politisi di pentas politik nasional. Ada pula gambaran sisi lain kehidupan Bung Yamin di tengah keluarga, sebagai mentor, senior, ataupun patron banyak aktivis gerakan mahasiswa.
B07929 | B-Biografi BE IM | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain