Text
Dari Ladang Sampai Kabinet : Menggugat Nasib Petani
Dari mana dan bagaimana memperbaiki hidup petani? Jawaban menurut akal sehat: dengan menaikkan produktivitas dan kualitas produk pertanian. Dengan menjaga tingkat harganya, mengingat apalagi dalam masa globalisasi ini, harga produk pertanian dipengaruhi oleh kebijakan harga produk pertanian di negara-negara lain.
Sementara itu, bukankah petani rata-rata tidak lagi bisa kecukupan hidupnya dari hasil bertani, hanya karena sempitnya lahan yang mereka miliki? Belum lagi dilema yang setiap kali dihadapi pemerintah. Misalnya dilema antara melindungi petani dengan politik harga dengan tugas pemerintah untuk juga melindungi penduduk nonpetani. Masalah impor beras, gula, kedelai, dan lain-lain berikut kebijakan harganya merupakan salah satu contoh. Masalah itu terus-menerus aktual.
Perihal peranan pemerintah lewat departemen dan berbagai lembaga serta birokrasinya juga amat menentukan. Sepertinya serba masalah saja yang dijumpai. Persoalan tali-temali, namun bagaimana mengurainya dan membuat efektif, efisien, partisipatif dan terbuka untuk pengawasan dan koreksi, merupakan pekerjaan rumah yang belum selesai. Dicobalah berbagai jalan keluar. Di antaranya, bagaimana jika produk pertanian sekaligus diolah sebagai produk yang diperdagangkan. Agraris berkembang sebagai agribisnis. Agar ada nilai tambah. Apa sebenarnya masalah kita dan bagaimana kiranya jalan keluar untuk mengatasinya? Begitulah isi dan semangat buku wartawan Kompas Noertjahyo yang diberi judul: ”Dari Ladang sampai Kabinet, Menggugat Nasib Petani,”
B08885 | B-Pendidikan & Kemanusiaan DA JA | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain